Asep Wahyuwijaya Minta Anak Usaha BUMN yang Merugikan Pelaku UMKM Dibubarkan

 


BOGOR - Mendapatkan surat pengaduan dari Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia terkait PLN, Asep Wahyuwijaya sebagai legislator DPR Dapil Kabupaten Bogor menyoroti praktik bisnis BUMN yang kerap membentuk anak hingga cicit perusahaan plat merah tersebut.

Asep Wahyuwijaya pun menyampaikan kekhawatirannya atas makin meluasnya aktivitas bisnis BUMN tersebut, yang justru berpotensi mematikan pelaku usaha lokal dan UMKM.

“Sebagai contoh, saya mendapatkan surat pengaduan dari Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia terkait  dengan PLN yang membuat entah anak, cucu atau cicit perusahaan yang dimana mereka itu melakukan bisnis yang bukan mendukung teknis listrikan, tetapi ngurusin jasa transportasi, ngurusin jasa keamanan, ngurusin jasa clening service," kata Asep Wahyuwijaya kepada wartawan, Jumat 23 Mei 2025.

Politisi Partai Nasdem menuturkan, apa yang dillakukan oleh PLN adalah pekerjaan yang sama sekali tidak mendukung bisnis inti induk usaha atau di luar core businessnya.

Aktivisis '98 itu pun mengungkapkan bahwa praktik ini tidak hanya terjadi di PLN, tetapi terjadi juga di BUMN yang lainnya.

Menurut Kang AW sapaan akrabnya, pembentukan entitas usaha yang tidak relevan dengan inti bisnis justru menggerus ruang usaha bagi para pengusaha lokal berkategori UMKM yang seharusnya menjadi mitra strategis BUMN dalam rangka pembangunan ekonomi nasional.

“Faktanya hari ini, para pengusaha lokal dan UMKM itu malah digerus usahanya itu oleh anak, cucu atau cicit perusahaan dari BUMN. Ini kan problem, bukannya menjadikan mereka sebagai mitra tapi kenapa malah kemudian BUMN yang justru mematikan pengusahaan lokal?” tutur Kang AW.

Alumnus Fakultas Hukum Unpad ini mengingatkan bahwa dirinya akan mendorong Danantara agar melakukan pembubaran terhadap anak dan cucu perusahaan BUMN yang tidak relevan dengan lini bisnis utama. 

Sebelim itu, ia meminta agar para Direksi BUMN mengambil langkah inisiatif untuk mengevaluasi dan membubarkan entitas-entitas usaha tersebut sebelum dibubarkan.

"Sebelum nanti Danantara menghilangkan perusahaan seperti itu, sebaiknya inisiatif sendiri segera diambil. Karena ini menyangkut puluhan hingga ratusan ribu tenaga kerja yang harusnya bekerja sebagai mitra BUMN," pinta ayah dua orang anak tersebut.

Sumber: Inilahkoran

0 Komentar