BOGOR -
Bulan suci Ramadan menyimpan cerita tersendiri bagi setiap individu yang
menjalankannya, tak terkecuali bagi anggota DPRD Jawa Barat, Asep
Wahyuwijaya.
Wakil Ketua DPD Partai
Demokrat Jawa Barat itu memanfaatkan momentum Ramadan untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.
Selain melakukan kewajiban
puasa, Asep memiliki kisah menarik saat menjalani Ramadan ketika usianya masih
kecil.
Ketika masa kecil, Asep
tinggal di 2 kota, yakni Sukabumi dan Bogor.
Saat berada di Sukabumi, Asep
memanfaatkan waktu ngabuburit dengan cara membawa buku bacaan yang dimilikinya
ke halaman salah satu masjid di Kota Santri.
"Saat menjalani puasa
ketika di Sukabumi, ngabuburitnya itu ke alun-alun Masjid Agung, Kota Sukabumi.
Kegiatan yang dilakukannya menyewakan buku-buku bacaan atau komik anak,"
ujarnya.
"Jadi, kita bawa buku
bacaan dan tikar dari rumah lalu kita menggelarnya di taman berumput alun-alun
Masjid Agung, Kota Sukabumi," tambahnya.
Sementara itu, ketika
menjalani ngabuburit di Kota Bogor yang menjadi kebanggaannya, Asep memilih
untuk menunggu waktu berbuka puasa dengan cara memainkan permainan tradisional.
Dalam memainkan permainan
tradisional tersebut, Asep pun tidak sekedar ikut-ikutan. Dia, memiliki
kriteria khusus yang dianggap memiliki nilai estetika.
"Saat menjalani puasanya di Bogor, saya main "bebeludugan"
(bedil lodong) berbahan minyak tanah adalah hal yg tak pernah kita tinggalkan
permainannya saat jelang berbuka atau setelah tarawih," jelasnya.
"Warna yang lebih hijau
muda dan ada pola garis-garis di kulit bambu andong itu yang menurut saya
bebeludugannya menjadi terlihat jauh lebih elegan dan menawan,"
sambungnya.
Tidak hanya itu, Asep juga
memilih lodong dengan bahan bambu berbeda dan ukurannya kecil agar tidak
terlalu berbahaya.
"Entah kenapa saya lebih
suka memilih bebeledugan yang menggunakan bahan dari awi (bambu) andong
ketimbang dari bambu bitung yang ukurannya jauh lebih besar. Mungkin karena
ukurannya yang lebih kecil, suara yang dikeluarkannya pun tak begitu keras menggelegar,"
tegasnya.
Selain itu, Asep mengaku
setiap kali bermain lodong, maka bagian alis mata terdampak oleh permainan
tersebut.
"Satu hal lain yang pasti
tak akan dillupakan karena keseringan main bebeludugan adalah bulu mata kita
yang hilang atau setidaknya menjadi pendek dan "keriting","
tandasnya.
Sumber: Tribunnews (29/4/2021)
0 Komentar