CIBINONG- Jumlah
penduduk Kabupaten Bogor yang berkurang selama pandemi Covid-19, menjadi
peluang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengatasi pengangguran di Bumi
Tegar Beriman.
Anggota DPRD Provinsi Jawa
Barat asal Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Bogor, Asep Wahyuwijaya meminta
pemerintah daerah agar menangkap peluang tersebut menjadi sebuah kebijakan yang
baik.
AW-sapaan-Asep Wahyu
menjelaskan, ketika Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor menyebut pada
masa pandemi Covid-19 ada pengurangan jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa,
Pemkab Bogor harus mulai menjadikan basis data tersebut untuk memetakan dalam
mengambil kebijakan.
“Apakah data penduduk yang
keluar Bogor itu memang bukan penduduk asli Kabupaten Bogor. Kan data itu
tinggal di pilah, selama mereka di Bogor bekerja dimana? Jika bekerja di
kawasan Industri, cari tahu di Industri mana,” ujar AW.
Menurutnya, hal itu
dimaksudkan ketika Pemkab Bogor mendapatkan data pekerjaan mereka di kawasan
Industri atau sebagainya bisa menjadi acuan untuk mendapatkan kebijakan yang
efektif dalam masa pandemi Covid-19.
“Kita tahu kawasan Industri di
Jawa Barat sebetulnya bukan menampung penduduk asli. Seperti Karawang, itu
unik. Tingkat kemiskinan tinggi, padahal kawasan Industri. Jawabannya, yang
bekerja itu bukan warga setempat,” katanya.
Tentunya kondisi ini menjadi
masalah di berbagai tempat khususnya di Jawa Barat. Keberadaan kawasan
Industri, kata dia, tak serta merta akan menolong warga setempat untuk
mendapatkan pekerjaan
“Memang ini bergantung pada
kapasitas, kompetensi warga yang bersangkutan,” ucapnya.
Kedua, ketika pandemi
Covid-19, banyak kawasan Industri juga berdampak. Beberapa bahkan ada yang
pindah dari Jawa Barat karena pertimbangan cost dan sebagainya, dan memilih
pindah ke daerah yang upahnya masih murah.
“Ini menjadi PR bersama. Dan
harus diantisipasi, saya yakin wabah selesai, industri di Jawa Barat akan
tumbuh. Saya tidak khawatir dengan kawasan di Jawa Barat. Terutama di Bogor,
Purwakarta, Karawang, Bekasi, hingga Subang,” tukasnya.
Diketahui, pandemi Covid-19
tak hanya berdampak pada sektor perekonomian di Kabupaten Bogor. Jumlah
penduduk pun ikut berkurang.
Berdasarkan Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, pada masa pandemi Covid-19 ada pengurangan
jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa.
“Ya, jumlah penduduk pada
tahun 2020 menurun. Semula di 2019 sebesar 5,9 juta jiwa, menjadi 5,4 juta jiwa
pada 2020,” kata Kasi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani.
BPS sebetulnya memproyeksikan
jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada 2020 mencapai 6 juta jiwa. Namun, jumlah
tersebut malah berkurang karena pandemi.
“Iya kita proyeksikan sekitar 6 juta jiwa awalnya, sesuai asumsi pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun,” kata Ujang.
Menurutnya, pengurangan penduduk Kabupaten Bogor selama pandemi karena banyak
faktor. Mulai dari perpindahan penduduk hingga meninggal dunia.
“Ada juga yang meninggal
dunia. Tapi dibanding yang bergerak ke luar Bogor, jauh lebih banyak yang
bergerak ke luar Bogor,” kata Ujang.
Salah satunya, di pusat-pusat
industri dan pendidikan serta perekonomian, penduduk berkurang tajam. Terutama
yang berstatus pendatang, mereka lebih memilih pulang ke kampung halaman.
Pengurangan jumlah pekerja di
berbagai sektor, terlebih di industri, perhotelan dan pusat-pusat perdagangan
juga ikut menyumbang berkurangnya penduduk Kabupaten Bogor.
“Mereka umumnya pendatang yang
tinggalnya ngontrak, banyak kontrakan kosong. Di pusat pendidikan, kampus misalnya,
banyak kontrakan-kontrakan kosong. Sistem pembelajaran masih daring, mahasiswa
belajar dari kampung halamannya,” jelas Ujang.
Sumber: Radar Bogor
(21/2/2021)
0 Komentar