BOGOR - Legislator
DPRD Jawa Barat dari daerah pemilihan (Dapil) Kabupaten Bogor Asep Wahyuwijaya mendorong kampus-kampus sebagai tempat
debat Calon Presiden (Capres).
Hal itu
kata Asep
Wahyuwijaya sebagai wujud penghormatan dan menguji keyakinan para
bakal Capres terhadap ilmu pengetahuan yang mesti menjadi basis dalam proses
pembangunan ke depan.
"Kebijakan
itu lahir dari keyakinan ilmu pengetahuam, maka debat Capres di kampus-kampus harus didorong
sepenuhnya," kata Asep Wahyuwijaya kepada
wartawan, Senin, 28 Agustus 2023.
Aktivis
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini menuturkan bahwa ada banyak manfaat yang
bisa diperoleh apabila debat bakal Capres bisa dilaksanakan di kampus.
"Pertama,
pembangunan yang baik tidak bisa dilepaskan dari faktor riset atau kajian
ilmiah, sehingga partisipasi kampus dalam kaitannya
dengan rencana pembangunan nasional pun diharapkan bisa memberikan konstribusi
pemikirannya sejak dini kepada para Capres," tuturnya.
Kang AW sapaan akrabnya
menambahkan bahwa dalam konteks ini, kita pun berharap bahwa agenda
depolitisasi kampus produk
orde baru pun bisa mulai dieliminasi, karena pada prinsipnya, menurut hematnya
kelompok kaum terdidik atau masyarakat kampus tidak boleh
dijauhkan dari politik dan kebijakan pemerintah sebaliknya justru
pemikiran kampus harus
mampu mengintervensi kebijakan pembangunan baik di tingkat daerah maupun
nasional.
"Kedua,
debat Capres di kampus pun
diharapkan dapat meningkatan perhatian para mahasiswa terhadap politik dan
pembangunan di negaranya. Karena bagaimanapun, para mahasiswalah yang ke
depannya akan menjadi pemimpin di republik ini" tambahnya.
Ketiga,
jelasnya ialah peran kampus sebagai
institusi akademis memiliki kewenangan yang cukup absah (legitimated) dalam
melakukan proses pengujian atau eksaminasi atas gagasan-gagasan yang hendak
disampaikan oleh para Capres.
"Membuka
ruang diskusi yang objektif dan berbasis keilmuan dari gagasan para Capres saya
kira memiliki manfaat yang penting dan strategis dalam membangun tradisi
demokrasi politik yang substantif. Saya sependapat dengan beberapa pihak bahwa
pada saat debat atau diskusi dilakukan tidak perlu juga ada atribut partai yang
bertebaran di dalamnya. Yang kita ingin uji itu kan kekayaan otentisitas
gagasan tentang Indonesia dari para Capres bukan ramainya atribut parpol. Kalau
Capres bisa melakukan debat di kampus, ke depannya barangkali
bisa saja bakal calon kepala daerah pun melakukan hal yang sama. Jadi bukan
cuma bisa obral janji yang tak berdasar atau melakukan pencitraan belaka,"
tukas Kang AW.
Sumber: InilahKoran
0 Komentar