BOGOR
- Seluruh pemangku kepentingan dunia pendidikan yang berbasis agama Islam,
harus memiliki dan menjaga komitmen dan landasan moral (etik) yang kuat dalam
menjalankan ikhtiar mulianya.
Penekanan
tersebut diungkapkan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya saat
memberikan sambutan dalam acara FESTA (Festival Santri Takwa) IGTKA Kabupaten
Bogor yang diselenggarakan di area Jungle Land BNR, Bogor, Selasa (14/3).
"Pemikiran Kuntowijoyo,
salah seorang intelektual muslim Indonesia terkemuka pada era 90-an yang
merumuskan paradigma (landasan pemikiran dan sikap) gerakan islam yang
berbasis pada cita-cita pembebasan (liberasi), menyemai nilai-nilai kemanusiaan
dan kesetaraan (humanisasi dan emansipasi) yang direalisasikan karena kesadaran
ketuhanan (transendensi) dapat dijadikan rujukan agar seluruh pemangku
kepentingan dunia pendidikan islam bisa terus istiqomah (konsisten) dalam
menjalankan tugasnya," tutur Asep Wahyuwijaya yang
juga pengurus ICMI dan Presidium Kahmi Jabar tersebut.
Pria yang biasa disapa kang AW
tersebut menambahkan, lembaga pendidikan Islam pada semua tingkatan mulai dari
TK Al-Qur'an, RA hingga Madrasah Aliyah maupun
Pondok Pesantren harus menjadi instrumen yang akan membebaskan generasi belia
umat Islam dari ketidaktahuannya dalam hal pengetahuan agama.
Lebih lanjut Asep Wahyuwijaya mengatakan,
lembaga pendidikan agama harus menjadi agen dimana proses transformasi dari
kegelapan menuju kehidupan yang penuh cahaya kebaikan dapat dilakukan.
"Pada saat yang sama,
lembaga pendidikan Islam juga harus menjadi instrumen di mana nilai-nilai
kemanusiaan yang menjunjung kesetaraan, toleransi dan pembawa rahmat kebaikan
bagi manusia dan makhluk lainnya pun harus dapat disemaikan," tutur dia.
Menurut Asep Wahyuwijaya, tugas-tugas
penting tersebut tentunya pula harus dengan ikhlas dan konsisten terus
dilakukan lantaran adanya landasan kesadaran religiusitas dan ketuhanan
(transendental) yang melekat kuat di antara para guru, orang tua dan pemangku
kepentingan lainnya.
"Jadi, apabila kita semua
menyadari dan meyakini bahwa memberikan
pendidikan serta pengajaran yang cukup merupakan cara terbaik,"
tutur politisi asal Kabupaten Bogor ini.
Asep Wahyuwijaya menambahkan,
penentu dalam mempersiapkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia
yang berkarakter religius di masa depan yang penuh dengan gejolak dan tantangan
zaman yang jauh lebih hebat.
"Maka pada akhirnya
spirit transformasi dari gerakan mendidik dan mengajar dari para guru dan semua
pemangku kepentingan harus memiliki pondasi dan rancang bangun yang
kokoh serta solid," kata Asep Wahyuwijaya.
Asep Wahyuwijaya mengungkapkan,
bercermin dari cerita nasib madrasah swasta yang dikelola oleh banyak kelompok
masyarakat meskipun menghadapi banyak keterbatasan namun mereka tetap ikhlas
dalam mendidik dan mengajarkan anak-anak hingga berpuluh tahun lamanya.
"Saya meyakini,
insyaAllah semuanya akan memberikan konstribusi yang amat baik bagi anak-anak
dalam menghadapi masa depannya," pungkas Asep Wahyuwijaya.
Sumber: RGB
0 Comments:
Posting Komentar