BOGOR
- Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Asep Wahyuwijaya menyatakan perlu
komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan dalam memajukan pendidikan
berbasis agama.
"Seluruh pemangku kepentingan dunia pendidikan yang berbasis agama Islam
harus memiliki dan menjaga komitmen serta landasan moral yang kuat dalam
ikhtiar mulianya," kata pria yang akrab disapa Kang AW di Bogor, Kamis.
Legislator asal Kabupaten Bogor itu mencontohkan sebuah pemikiran dari
Kuntowijoyo, salah seorang intelektual Muslim Indonesia terkemuka pada era 90an
yang merumuskan paradigma (landasan pemikiran dan sikap) gerakan islam yang
berbasis pada cita-cita pembebasan (liberasi).
Kuntowijoyo, kata dia, telah menyemai nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan
(humanisasi dan emansipasi) yang direalisasikan karena kesadaran ketuhanan
(transendensi) sehingga dapat dijadikan rujukan agar seluruh pemangku
kepentingan dunia pendidikan islam bisa terus istiqomah (konsisten) dalam
menjalankan tugasnya.
"Lembaga pendidikan Islam pada semua tingkatan, mulai dari TK Al-Qur'an,
RA hingga Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren harus menjadi instrumen yang
akan membebaskan generasi belia umat Islam dari ketidaktahuannya dalam hal
pengetahuan agama," ujar anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat itu.
Kang AW yang juga pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan
Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jabar itu pun menilai
bahwa lembaga pendidikan agama harus menjadi agen dimana proses transformasi
dari kegelapan menuju kehidupan yang penuh cahaya kebaikan.
Menurutnya, lembaga pendidikan Islam juga harus menjadi instrumen dimana
nilai-nilai kemanusiaan yang menjunjung kesetaraan, toleransi serta membawa
kebaikan bagi manusia dan makhluk lainnya.
Tugas-tugas penting tersebut, kata dia, harus dengan ikhlas dan konsisten
dilakukan karena adanya landasan kesadaran religius dan ketuhanan yang
melekat kuat di antara para guru, orang tua dan para pemangku kepentingan
lainnya.
Jadi, apabila kita semua menyadari dan meyakini bahwa memberikan pendidikan dan
pengajaran yang cukup merupakan cara terbaik dan penentu dalam mempersiapkan
kapasitas dan kompetensi SDM yang berkarakter religius di masa depan yang penuh
dengan gejolak dan tantangan zaman yang jauh lebih hebat maka pada akhirnya
spirit transformasi dari gerakan mendidik dan mengajar dari para guru dan semua
pemangku kepentingan harus memiliki pondasi dan rancang bangun yang kokoh dan
solid.
Kang AW mengatakan, salah satu yang bisa dijadikan sebagai contoh saat ini
adalah kondisi madrasah swasta. Pasalnya, pendidikan agama yang dikelola oleh
banyak kelompok masyarakat itu masih bisa berdiri dengan kokoh bahkan cenderung
meningkat kualitas pendidikannya.
"(Bercermin dari cerita nasib madrasah swasta yang dikelola oleh banyak
kelompok masyarakat, meskipun menghadapi banyak keterbatasan namun mereka tetap
ikhlas dalam mendidik dan mengajarkan anak-anak hingga berpuluh tahun lamanya.
Saya meyakini, Insha Allah semuanya akan memberikan kontribusi yang amat baik
bagi anak-anak dalam menghadapi masa depannya," tutur Kang AW.
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar