Asep Wahyuwijaya: Menyelamatkan Manuskrip Wujud Penghargaan Kepada Sejarah

 


BOGOR - Meletakan perhatian penuh kepada lembaran-lembaran dokumen penting dan memiliki nilai sejarah harus menjadi agenda kongkrit pemerintah.

 

Hal tersebut diungkapkan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya saat di kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Kabupaten Bogor, Selasa (20/12/2022).

 

Menurut kang AW (sapaan akrab Asep Wahywijaya,red), perhatian pemerintah daerah kepada lembaran dokumen tersebut tidak cukup hanya untuk mengantisipasi keperluan mendasar warga ke depan seperti kalau kehilangan ijazah lama.

 

Namun, harus mencakup pengelolaan dan penyelamatan berbagai manuskrip dan artefak yang memiliki nilai kesejarahan tinggi (arsip statis).

 

“Kami menangkap spirit dan cita-cita besar yang sama dari Pak Luthfi, Kepala DAPD Kabupaten Bogor saat memberikan paparan di hadapan para anggota Komisi I DPRD Jabar,” ungkap politisi asal Bogor itu.

 

“Kami semua memberikan apresiasi dan respek dengan komitmen DAPD Kabupaten Bogor atas hal tersebut. Wajar, jika mereka mendapatkan penghargaan dari Provinsi dan pemerintah pusat terkait pengelolaan arsipnya,” sambung Anggota Komisi I DPRD Jabar, Asep Wahyuwijaya sesaat setelah kunjungan kerjanya selesai.

 

Dua minggu lalu, pihaknya melakukan studi banding ke DAPD Provinsi DIY.

 

“Di sana kita melihat bagaimana pengelolaan arsip bersejarah pun dapat dilakukan secara tidak konvensional tapi mampu ditransformasikan wujudnya menjadi sebuah diorama atau tempat dimana seluruh rekaman peristiwa masa lalu sejarahnya sejak 430-an tahun yang lampau dapat ditampilkan tidak hanya secara tekstual tetapi juga lisan dan ada visualisasinya,” papar Asep Wahyuwijaya.

 

Dalam kemasan yang menarik dan kontemporer, kata kang AW, pengelolaan arsip yang memiliki bobot sejarah tinggi pun menjadi begitu amat menarik dan edukatif, bagi kalangan anak muda sekarang sekalipun.

 

Lebih lanjut ia mengatakan, gagasan dan spirit besar untuk menyelamatkan berbagai arsip hingga manuskrip sejarah di Kabupaten Bogor.

 

“Saya yakin akan sangat berguna untuk kita dan anak cucu kita ke depan,” ucapnya.

 

“Bicara arsip sejarah Bogor itu tidak bisa dimulai dari cerita sejarah Pak Ipik Gandamanah yang menjadi Bupati Bogor pertama, tapi jauh melampaui rentang waktu yang berabad-abad ke belakang lamanya,” Asep Wahyuwijaya melanjutkan.

 

Dari arsip dan manuskrip sejarah itu, tutur kang AW, dapat belajar pada sejarah Bogor yang membentang mulai dari Kerajaan Tarumanegara, berdirinya kerajaan-kerajaan sunda setelahnya, bagaimana juga penyebaran dan kerajaan Islam berkembang di tanah Bogor ini hingga masuk pada sejarah perjuangan pada saat penjajahan Belanda dan Jepang lalu pada perjalanan sejarah berikutnya.

 

“Saya kira ke depannya, Dinas Arsip dan Perpustakaan Jabar pun tidak harus berpikir bagaimana membuat tempat penyimpanan arsip-arsip bersejarah ini pada satu tempat, misalnya di Bandung saja namun justru bisa membangunkanya di masing-masing daerah yang memang memiliki tempat dimana perjalanan sejarah besar itu terjadi,” papar mahasiswa program doktoral Fisip Unpad tersebut.

 

“Sejarah Jawa Barat itu bermula dari sejarah panjang yang terjadi di Bogor, Ciamis, Sumedang, Cirebon dan barangkali tempat lainnya juga yang karenanya menurut hemat saya, Pemprov Jabar dapat mengirimkan bantuan keuangan ke DAPD di Kota dan Kabupaten itu agar dapat membangun sebuah tempat dimana segala arsip dan manuskrip sejarahnya dapat dikelola dengan gaya yang jauh lebih kekinian,” jelasnya.

 

Kang AW menegaskan, apabila belajar pada bagaimana Provinsi DIY yang menyimpan dan mengelola arsip sejarahnya, pihaknya yakin DAPD akan semakin memahami betapa penting pengelolaan arsip itu dilakukan.

 

“Bukan hanya karena kita bisa belajar dan mengambil hikmah dari cerita kesejarahannya saja tapi kita pun bisa mendapatkan manfaat untuk kebutuhan ke depannya,” pungkas kang AW.

 

Sumber: RGB

 

0 Komentar