Asep Wahyuwijaya: Kepemimpinan Kades Menentukan Arah Proses Transformasi Pembangunan

 


BOGOR - Satu windu sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa, geliat pembangunan di desa mulai menunjukan perubahannya.

 

Meskipun masih relatif belum merata tetapi cukup banyak desa yang mampu melakukan berbagai inovasi yang berdampak pada peningkatan tingkat pelayanan pemerintahan dan kesejahtraan warga di desa.

 

Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya usai mengunjungi Kantor Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Kamis (13/10).

 

“Dari beberapa contoh desa di Jawa Barat, saya melihat faktor kepemimpinan dari kepala desa menjadi salah satu faktor utama terjadinya proses transformasi pada pemerintahan desa dalam upayanya meningkatkan pelayanan dan kesejahtraan warga di desa,” papar Asep Wahyuwijaya.

 

Pria yang biasa disapa kang AW itu mengaku, sengaja datang ke Desa Gunung Putri karena menjadi juara III lomba desa se-Provinsi Jawa Barat.

 

“Tentunya, saya berharap dengan kunjungan dan perbincangan dengan seluruh perangkat pimpinan di pemerintahan Desa Gunung Putri ini akan banyak inspirasi dan ide-ide inovatif yang bisa diperoleh dan disampaikan juga ke dalam rapat-rapat di komisi dan disampaikan ke desa-desa lainnya di Jawa Barat,” ungkap politisi Dapil Kabupaten Bogor itu.

 

“Mindset kita kenapa harus memberikan perhatian kepada pembangunan di desa ini sederhana saja karena desa harus menjadi masa depan pembangunan bangsa,” jelas kang AW.

 

Apalagi, kata dia, ketika kondisi eksisting di Jawa Barat, sekitar 70 persen warganya tinggal di desa.

 

“Jadi, menjadi absah kalau kita memberikan perhatian penuh kepada pembangunan di desa. Membangun Jawa Barat harus mulai dari desa,” paparnya saat ditanya maksud kedatangannya ke Desa Gunung Putri.

 

Lebih lanjut ia mengatakan, masalah yang dihadapi warga desa banyak sekali diantaranya figur kepala desa harus memiliki karakter kepemimpinan yang kuat dan tingkat kemampuan yang barangkali juga mesti diatas rata-rata warga di kampungnya agar persoalan di desa ini bisa coba diselesaikan.

 

“Seorang kepala desa harus mampu memetakan persoalan yang dihadapi desanya, harus mampu juga mengkolaborasikan seluruh potensi sumber daya perangkat dan warganya agar bisa bersama-sama memecahkan persoalan yang dihadapi,” tuturnya.

 

Menurut kang AW, Desa Gunung Putri yang posisinya berada di kawasan industri menurut pengakuan perangkat desa yang ditemui sudah puluhan tahun “tertidur” dengan menyandang status desa berkembang tapi di bawah kepemimpinan Damanhuri sebagai kepala desanya dalam kurun waktu 2 tahun sudah menjadi desa mandiri.

 

“Persoalan sampah yang menumpuk saja, bisa diselesaikan cepat, bahkan sekarang mereka sekarang sudah memiliki bank sampah, yang beberapa sampah plastiknya bisa menjadi bahan kerajinan dan menghasilkan uang untuk pengurusnya,” jelas mahasiswa program Doktoral Fisip, Unpad ini.

 

Selain itu, melakukan digitalisasi desa hingga bisa memasang CCTV di 46 titik, membuat taman bacaan (desa literasi) hingga mendorong warganya meningkat minat bacanya.

 

“Bahkan, pengurusnya kemarin menyampaikan saat ini mereka kekurangan bukunya, mendeklarasikan Desa Tangguh Bencana (Destana) yang saat ini teamnya telah bersertifikasi dan saat ini dikirimkan bertugas ke area yang mengalami bencana di Bogor Barat,” paparnya.

 

Selain itu, ada lagi program BERSINAR atau bersih dari narkoba. Termasuk, ibu-ibu PKK yang sudah memproduksi Batik Ecoprint karena dibuat dari dedaunan yang dicetakan ke kain.

 

“Sejujurnya, saya amat respek dengan apa yang telah dilakukan oleh jajaran pemerintahan Desa Gunung Putri. Wajar kalau mereka sanggup memborong begitu banyak penghargaan sebagai buah dari kekompakan yang mampu diwujudkan oleh para pemangku kepentingannya,” tuturnya.

 

Ia menambahkan, karakter kepemimpinan transformatif yang dimiliki Damanhuri amat kuat sehingga proses percepatan pembangunan pun bisa dilakukan dalam tempo yang tak lama.

 

“Menurut hemat saya, Desa Gunung Putri dapat dijadikan salah satu opsi tujuan terbaik bagi desa-desa di Kabupaten Bogor dan di Jawa Barat jika ingin melakukan studi banding agar desanya bisa maju dan mandiri,” pungkas kang AW.

 

Kades Gunungputri, Damanhuri menegaskan, 15 program unggulan sudah disampaikan kepada Komisi 1 DPRD Jawa Barat melalui Asep Wahyuwijaya.

 

“Kami akan terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas publik dengan semua program yang ada,” ucapnya.

 

Sumber: RGB

 

0 Komentar