BOGOR –
Sebagai forum yang strategis, rapat kerja Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA)
Kabupaten Bogor, harus menjadi instrumen yang penting untuk mengkonsolidasi
gagasan atau ide-ide besar demi terwujudnya kemajuan dalam kualitas pendidikan
anak.
Hal tersebut ditegaskan
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya saat memberikan materi dalam
Rapat Kerja IGRA III Kabupaten Bogor di Cibinong, Selasa (26/7).
Menurut kang AW (sapaan akrab
Asep Wahyuwijaya,red), rapat kerja bukan hanya berfungsi untuk menjadikan
program kerja organisasi dapat semakin tertata tetapi lebih jauh dari itu.
“Rapat kerja pun harus dapat
memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kualitas pendidikan anak-anak
usia dini,” jelasnya.
Dalam Raker III IGRA Kabupaten
Bogor yang dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bogor dan dihadiri oleh
pengurus tingkat Kabupaten dan Kecamatan se-Kabupaten Bogor ini, Kang AW
menyampaikan, fenomena belajar online yang terjadi pada saat menghadapi pandemi
Covid-19 selama dua tahun terakhir ini telah mengakibatkan terjadinya goncangan
besar (disrupsi) dalam dunia pendidikan.
Lebih lanjut kang AW
menjelaskan, bercermin pada model pendidikan yang dilakukan pada saat wabah
terjadi dimana seluruh sekolah seolah dipaksa untuk melakukan pembelajaran
dengan cara daring pada akhirnya menuntut untuk dapat menyesuaikan dengan
keadaan.
Legislator asal daerah
pemilihan Kabupaten Bogor tersebut mengungkapkan, selain perlunya kesiapan
infrastruktur yang memadai, transformasi yang berbasis kompetensi pada lembaga
pendidikan menjadi kalimat kunci agar kegiatan belajar mengajar tidak berhenti
apapun kondisinya.
Kang AW menambahkan, spirit
atau semangat untuk melakukan inovasi bahkan improvisasi pada pola dan cara
mendidik tak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa lagi.
Asep Wahyuwijaya menegaskan,
jika menerjemahkan kurikulum merdeka yang disampaikan Kemendikbud saja menuntut
tingkat kreativitas dan kompetensi yang lebih tinggi dari para tenaga pendidik,
apalagi menghadapi keadaan yang tidak menentu dan diluar dugaan,
“Menjawab tantangan dalam
dunia pendidikan hanya bisa dilakukan dengan cara meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan lama yang tak adaptif dengan perkembangan dan kebutuhan
anak didik,” tutur politisi yang menaruh perhatian pada dunia pendidikan di
Kabupaten Bogor ini.
“Jika melihat pada
perkembangan dan tantangan dunia pendidikan pada usia dini ini, kepedulian kita
pada pendidikan anak-anak di usia dini pada akhirnya tidak bisa lagi hanya
dilakukan dengan cara menyediakan ruang kosong di rumah untuk dijadikan ruang
kelas atau sebatas menyediakan ruang kelas dgn fasilitas alakadarnya,” sambung
kang AW.
Ia menuturkan, anak-anak usia
dini dalam proses pendidikannya pun punya hak yang sama dengan kakak-kakaknya
ketika bersekolah.
Selain itu, kata dia, mereka
pun harus memiliki ruangan yang representatif dan layak untuk dijadikan tempat
belajar sambil bermain. “Dalam konteks inilah maka sesungguhnya upaya
kolaborasi dengan pihak yang kompeten pun menjadi penting agar upaya
transformasinya bisa dilakukan dengan maksimal,” pungkasnya.
Sumber: RBG.ID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar