BOGOR – Anggota
DPRD Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya mengungkapkan, prinsip dasar dari
sistem demokrasi itu adalah daulat rakyat.
Menurutnya,
rakyat merupakan pemegang kedaulatan tertinggi.
“Jadi,
sekecil apapun tindakan seseorang yang mengarah pada upaya untuk melupakan
bahkan meniadakan rakyat sebagai pemilik kedaulatan atau tuan dalam sistem
demokrasi adalah pikiran dan tindakan yang anti demokrasi,” tegas Asep
Wahyuwijaya yang disampaikan dalam acara Sekolah Demokrasi bertajuk “KNPI Siap
Mensukseskan Pemilu 2024” yang diadakan oleh DPK KNPI Kecamatan Pamijahan,
Bogor, Sabtu (23/7).
Menurut
legislator Dapil Kabupaten Bogor tersebut, upaya awal untuk melakukan agenda
konsolidasi demokrasi di kalangan anak muda dengan cara menggelar acara Sekolah
Demokrasi sehingga proses pengenalan, penyemaian dan penyebaran tentang
prinsip-prinsip demokrasi sejak dini.
Seperti
yang dilakukan oleh DPK KNPI Pamijahan adalah kegiatan yang amat layak untuk
diapresiasi.
“Tidak
keliru jika DPD KNPI Kabupaten Bogor kedepannya dapat mengadopsi kegiatan
strategis ini,” ungkap pria yang akrab disapa Kang AW ini.
Sebagai
pembicara kunci dalam pembukaan Sekolah Demokrasi tersebut, Kang AW
menyampaikan, komitmen kepada prinsip-prinsip demokrasi dengan segala
kekurangannya yang ada harus semakin dikuatkan.
Kang
AW menjelaskan, komitmen kepada prinsip demokrasi itu tidak cukup dengan
komitmen mensukseskan Pemilu saja.
Ia
menambahkan, Pemilu sebagai instrumen demokrasi hanyalah metode, cara dan
prosedur tentang bagaimana partisipasi rakyat sebagai pemilik kedaulatan itu
mesti dijalankan.
Tetapi,
sambung dia, lebih jauh dari sekedar memilih pada saat Pemilu, rakyat pun amat
perlu untuk diedukasi agar mereka tidak sembarangan dalam menentukan
pilihannya.
“Misalnya,
dalam sistem demokrasi, orang baik dan orang tidak baik memiliki hak yang sama
untuk dipilih dan memilih, artinya dalam setiap ajang konstetasi demokrasi
seorang kyai, guru besar dan penipu hingga maling sekalipun memiliki derajat
yang setara,” ujar politisi asal Kabupaten Bogor itu.
“Itulah
salah satu kekurangan demokrasi, tak ada saringannya, semua memiliki hak yang
sama. Dalam konteks inilah, peran Sekolah Demokrasi ini menjadi penting agar
para lulusannya pun memiliki pengetahuan yang cukup soal demokrasi sehingga
bisa memilah dan menentukan pilihannya dengan baik, lalu menyebarkan
pengetahuannya ini kepada kelompok masyarakat lainnya lagi,” imbuhnya.
Melakukan
upaya diseminasi atau penyebaran tentang prinsip-prinsip dan adab dalam
demokrasi itu hingga sekarang masih penting untuk dilakukan.
Agar
rakyat tak mudah kena tipu dan tak salah pilih lagi.
“Sebab,
sebagai akibat dari pengetahuan yang minim dari rakyat yang menentukan
pilihannya, hingga saat ini masih terjadi anomali dimana pada setiap hasil
survey yang dilakukan, tingkat kepercayaan warga kepada institusi demokrasi
penting seperti parpol, DPR, DPRD dan DPD selalu mendapatkan tingkat
kepercayaan yang relatif rendah. Kan jadi aneh, kalau akhirnya rakyat menjadi
tidak percaya kepada pilihannya sendiri,” ujar kang AW.
“Pasca
digelarnya Sekolah Demokrasi ini tentunya saya berharap KNPI Pamijahan bisa
menjadi lokomotif perubahan, menjadi bidan yang akan melahirkan kaum muda yang
kritis dan menjadi kekuatan yang akan mengkonsolidasikan kekuatan pro-demokrasi
yang masih berserak. Saya harap pada akhirnya mereka pun bisa menjadi kaum
intelektual-organik yang akan terus bekerja mencerahkan warga tentang nilai,
prinsip dan keadaban dalam berdemokrasi dan bukan sekedar mensukseskan Pemilu
saja,” pungkasnya.
Sumber: Radar Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar