Legislator Minta PLN Petakan Kebutuhan Listrik Nasional

 


JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi NasDem, Asep Wahyuwijaya, meminta PT PLN (Persero) untuk memetakan kebutuhan listrik secara nasional. Mulai dari Aceh hingga Papua. 

“Sesungguhnya berapa sih kebutuhan pasok listrik di Republik ini, dari Aceh sampai Papua kira-kira kebutuhannya berapa?. Itu harus dibedah terlebih dahulu," kata Asep dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI dengan Direksi PT PLN di Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (3/12/2024).

Menurut dia, hal ini penting untuk mengetahui secara pasti kemampuan PLN serta berbagai persoalan kelistrikan secara keseluruhan. Mengingat listrik juga merupakan pendukung utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, sebagaimana ditargetkan Presiden Prabowo Subianto.

"Jadi, dari kebutuhan itu berapa yang sudah bisa dicapai, berapa kontribusi di sektor bisnis dan berapa kekurangannya,” ujarnya.

Karena itu, Asep meminta jajaran direksi PLN untuk memperhatikan ketersediaan listrik dalam mendukung kegiatan ekonomi.

Selain itu, ia juga menyoroti pencapaian realisasi soal Commercial Operation Date (COD) PLN yang masih banyak belum tuntas. Ini berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

“Mestinya kita cara berpikirnya kalau kita simulasikan sangat sederhana, kebutuhannya sekian ribu gigawatt misalnya, sekarang capaiannya segini. Konstribusi listrik desa seperti ini, industri swasta yang kita beli juga segini, maka akan terlihat petanya, jadi progresnya harus terukur,” ujarnya.

Lebih jauh, Asep meyinggung temuan Koordinator Pelaksana Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK), Pahala Nainggolan, yang menyebut subsidi listrik yang tidak tepat sasaran mencapai 10.626.809 orang.  

"Data per 13 November itu 10 juta lebih penerima subsidi 450 VA dan 900 VA itu tidak tepat sasaran. Angkanya sangat presisi sekali, 10.626.807 penerima yang tidak tepat sasaran," kata dia.

Ia mengungkapkan, kasus subsidi listrik tidak tepat sasaran ini menyebabkan pemborosan anggaran mencapai Rp1,2 triliun per bulan.

Karena itu, Asep meminta PLN serius membenahi berbagai persoalan tersebut. Mengingat, efisiensi anggaran Negara saat ini sangat diperlukan. 

“Ini saya kira perlu direspon, kenapa Pak Dirut? karena Negara perlu uang 100 milyar, 1 triliun, amat sangat berharga. Kita bicara efisiensi ini betul-betul harus kita masksimalkan," kata politisi NasDem asal Dapil Jabar V/Kabupaten Bogor ini.

Sumber: RRI

0 Komentar