BANDUNG - Pihak keluarga mengharapkan kejadian yang menimpa Kokom Komariyah (57), lansia yang meninggal saat mencari rumah sakit dan tersekat penutupan jalan karena PPKM Darurat, Kamis (8/7/2021) merupakan yang terakhir kalinya.
"Saya harap pemerintah bisa memperhatikan,
jadikan pelajaran dan kejadian ini merupakan yang terakhir kalinya. Cukup istri
saya yang jadi korban,," ujar Agus (58) suami Kokom, saat ditemui detikcom di
kediamannya di Kelurahan Pakemitan, Cinambo, Kota Bandung, Jumat (9/7/2021).
Seperti diketahui, Kokom
yang dalam kondisi kritis karena penyakit lambung dibawa ke sejumlah rumah
sakit di Bandung. Tetapi nahas semua rumah sakit yang didatangi menolak dengan
alasan kapasitas tempat rawatnya yang sudah penuh.
Kokom pun
sempat akan dibawa ke RS Santosa Bandung, tetapi perjalanan keluarga ini
tersekat penutupan jalan di Asia Afrika ketika hendak menuju Kebonjati dari
Soekarno Hatta.
"Kalau mobil ambulans kan
mungkin kelihatan ya, tapi karena kondisi darurat, anak kami yang pertama
memesankan taksi online," kata Agus.
Anggota Komisi V DPRD Jabar Asep Wahyuwijaya mengatakan, sedianya
pelaksanaan PPKM Darurat dengan menutup jalan harus dilakukan dengan
proporsional.
"Jangan lantas ditutup terus ditinggalkan. Tidak semua pasien
yg kondisinya kritis selalu dibawa ambulans kan? Bisa jadi ada yang pake mobil
pribadi, taksi online atau bahkan gojek," ujar Asep.
"Jadi mestinya, menurut hemat saya saat jalan ditutup tetap
harus ada yg menjaga, siapa tahu ada pasien kritis yg ingin lewat petugasnya
bisa membantu jangan malah jadinya harus muter-muter juga," katanya
menambahkan.
PPKM Darurat ini, kata Asep, filosofinya untuk menyelamatkan jiwa
warga bukan malah jadi mencelakakan nasib warga yg sedang kritis kondisinya.
"Absurd kalau begini prakteknya," pungkasnya.
Sumber:
Detik (9/7/2021)
0 Komentar