BANDUNG - Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat Asep Wahyuwijaya mendukung permintaan kepala daerah di wilayah Bodebek berkaitan penyetopan sementara Kereta Rel Listrik (KRL) saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Saya mendukung sepenuhnya permintaan para
kepala daerah yang menjadi penyangga Jakarta agar KRL tutup, tindakan mereka
mencerminkan pandangan yang jujur dan objektif terkait risiko pandemi COVID-19
ini," kata Asep saat dihubungi detikcom, Kamis (16/4/2020).
Menurut Asep, permintaan tersebut
tentunya didasari semangat untuk menyelamatkan warga sehingga tindakan yang
efektif dan masif harus dilakukan sesegera mungkin. Bupati Bogor Ade Yasin pun,
ujarnya, menyebut potensi penyebaran COVID-19 di KRL sangat tinggi.
"Karena
kalau sampai korbannya membludak, pemerintah pun enggak bakal sanggup
merawatnya," ujarnya.
"Berapa
sih kamar isolasi yang dimiliki, bagaimana perlengkapannya, bagaimana dokter
dan perawatnya, kita semua kekurangan dan pasti kepayahan kalau terjadi
lonjakan pasien (COVID-19)," kata Asep menambahkan.
Kendati
demikian, pemerintah harus siap menanggung beban masyarakat yang tak bisa
menggunakan KRL untuk aktivitas ekonomi. "Dalam konteks ini tentu
pemerintah pun harus sigap dan bersiap menyiapkan risikonya agar beban warga
pun bisa tertanggulangi," ucap Asep.
"Jangan hanya bebannya kepada pemkot dan
pemkab saja, semua tingkatan pemerintah harus kompak dan solid, termasuk
swastanya juga, diminta partisipasinya, Insyaallah ada jalannya," Asep
menambahkan.
Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil telah melaksanakan rapat dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI)
terkait dengan rencana penyetopan operasional KRL Jabodetabek selama masa PSBB.
Uji coba penyetopan KRL itu direncanakan pada Sabtu (18/4) depan.
"Saya tadi rapat
dengan KCI jadi kemungkinan akan coba dihentikan itu tanggal 18 (April),"
ujar Emil, sapaannya, Rabu (15/4).
(Sumber)
0 Komentar