BOGOR - Perlindungan terhadap para petani dan lahan pertanian merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan. Karena, petani merupakan pekerja yang menghasilkan makanan pokok.
Hal itu diungkapkan Anggota DPRD
komisi II Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyu Wijaya dalam acara panen raya hasil
penagkaran benih padi Kelompok Tani (Poktan) Bina Sejahtra di Kampung Gunung
Handelem, Desa Situ Udik, Kecamatan Cibunbulang, Kabupaten Bogor, Senin
(21/8/17).
Lanjut, Politisi partai Demokrat ini
menegaskan, mensupport seluruh faktor yang melingkupi profesi para petani juga
merupakan kewajiban yang secara langsung mendukung keberlangsungan hidup orang
banyak.
"Infrastruktur, sarana prasarana
pertanian hingga mensejahtrakan petani melalui nilai tukar hasil produksi
petani yang dibeli dengan layak adalah contoh-contoh bahwa kita memiliki
concern terhadap program-program dan profesi pertani," tegas Asep.
Menanggapi maraknya alih fungsi lahan
pertanian menjadi perumahan, khusunya di Kabupaten Bogor saat ini, Pria yang
akrab disapa AW juga mengingatkam kepada pihak-pihak terkait agar hal itu tidak
dilakukan dengan ceroboh dan serampangan.
"Kita paham bahwa lonjakan jumlah
penduduk menyebabkan kebutuhan terhadap rumah pun tak bisa dihindarkan, tapi
pada saat yang sama lonjakan penduduk pun akan berkonsekuensi pada kebutuhan
makanan pokok yang bertambah," imbuhnya.
Atas dasar itu, kata AW, pada setiap
kebijakan Pemkab dalam mengeluarkan ijin untuk perumahan harus dibarengi juga
dengan penggantian lahan sawah baru yang jumlahnya harus lebih besar.
Sementara itu, Anggota DPR Komisi IV
Ihsan Firdaus menyampaikan, selama ini kondisi para petani di Indonesia sangat
memprihatinkan. Menurutnya, hal itu bisa dilihat dari harga beli gabah senilai
Rp 3.800 rupiah, sedangkan setelah produksi harga jual hanya mencapai Rp 4.000
rupiah.
"Itu sangat tidak layak, petani
cuma mendapat keuntungan 200 rupiah. Kalau ada petani menjual di harga
pembelian pemerintah (HPP) itu didorong untuk tidak menjual di bawah harga HPP,
kalau bisa diatas HPP. Ya, minimal Rp 4.200 soalnya kasihan kalau dijual
segitu," kata Politisi berlambang pohon beringin itu.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Desa
Situ Udik, Enduh mengatakan, lahan pertanian yang akan dijadikan percobaan
penagkaran padi sekitar 15 hektar.
"Mudah-mudahan kedepannya, desa
Situ Udik bisa menjadi desa penghasil padi terbaik di Kabupaten Bogor,"
harapnya. (tabloidwiradesa.com)
0 Komentar