Ini Skenario Penentuan Posisi Dua DM di Pilgub Jabar


BANDUNG,
-- Partai Demokrat dan Golkar hampir sepakat mengusung Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi sebagai pasangan calon yang akan didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pekan depan.

Meski kedua partai telah merencanakan deklarasi yang bakal digelar di Sasana Budaya Ganesha, Bandung pada Selasa (9/1/2018), hingga kini keduanya belum menentukan siapa yang akan menjadi calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur.
Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat, Asep Wahyu mengatakan jika penentuan posisi pasangan calon memang tidak dibahas oleh dua partai di tingkat DPD. “Masalah posisi ini, kan, memang domain DPP,” katanya, Jumat (5/1/2018).
Asep mengatakan jika DPD tak ingin terjebak dalam peta konflik posisi. Soalnya, bagaimana pun mereka kudu patuh pada keputusan DPP.
Malah Asep mengatakan jika telah muncul kesepakatan antara Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar terkait persoalan posisi ini. Hanya saja keduanya belum mengumumkannya kepada publik. "Posisi DM 1 dan DM 2 sudah ada, tapi menjadi rahasia mereka berdua," katanya.
Baik Dedi Mulyadi atau pun Deddy Mizwar, kata Asep, akan memberikan laporan kepada DPP masing-masing partai soal posisi masing-masing dengan berbagai pertimbangan yang bisa diterima.
"Keduanya mempunyai legitimasi kuat mewakili kader di bawah. Dedi Mulyadi menjabat sebagai Ketua DPD Golkar, Deddy Mizwar sebagai Majlis Pertimbangan Daerah di Demokrat," kata Asep. Dengan demikian, lanjutnya, DPP tak akan mempermasalahkan posisi apa yang didapat kadernya, karena para “pengantin” ini sudah saling sepakat dengan berbagai pertimbangan.
Secara terpisah, Deddy Mizwar mengaku jika SK dari partainya telah siap. Bahkan, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono telah mempersiakan SK bagi dua DM. "Demokrat menunggu Golkar dulu," ucapnya.
Kendati demikian, pria yang akrab disapa Demiz ini tak mau menyebutkan posisi yang bakal disandangnya nanti.
Sama halnya dengan Demiz, Dedi Mulyadi juga enggak mengumumkan posisi keduanya dalam Pilgub Jabar nanti. "Posisinya saya DM 1 atau DM 2 nanti saja saat daftar," katanya. Yang jelas, Dedi menegaskan jika dirinya pasti berpasangan dengan Demiz.
Pria yang akrab disapa Demul ini mengatakan jika dalam politik diperlukan konsistensi sikap. Apalagi jika sudah ada kesepakatan untuk berpasangan. Konsisten berpasangan, kata Dedi, jadi cerminan bahwa seorang pemimpin akan konsisten terhadap janjinya kepada rakyat.

"Kalau pada pasangan saja sudah berubah-ubah, bagaimana dengan kesetiaan kita pada masyarakat? Ini cermin, pemimpin itu perlu integritas, saya ingin memperlihatkan integritas diri saya, dari awal kalau saya sudah dipasangkan dan satu sama lain berjanji bersama, maka saya pantang untuk berubah," tutupnya. (ayobandung)

0 Komentar